Konsep Budaya Organisasi Menurut Para Ahli

Konsep Budaya Organisasi-Pengertian Budaya-Pengertian Budaya Organisasi

Budaya Organisasi


Konsep Budaya Organisasi Menurut Para Ahli - Budaya akan lahir dan berkembang secara alamiah jika ada sekelompok komunitas masyarakat secara bersama-sama atau berkelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu tidaklah mengejutkan jika organisasi dapat mengembangkan budaya khusus yang merupakan bagian dari mekanisme dalam mengelola lingkungan kerjanya.Beberapa ahli menyadari bahwa budaya memberikan peranan yang besar dalam membentuk sikap (persepsi, perasaan, perilaku) yang berhubungan dengan pekerjaan. Masing-masing organisasi mempunyai budaya yang berbeda, dengan kata lain organisasi mempunyai kepribadian tertentu yang dicerminkan oleh perilaku anggotanya, yang kemudian disebut sebagai budaya organisasi.

Gagasan memandang organisasi sebagai budaya, dimana suatu sistem dari makna yang dianut bersama dikalangananggota-anggota merupakan fenomena yang relatif baru. Lebih kurang dua puluh lima tahun yang lalu, organisasi-organisasi sebagian besarnya, semata-mata hanya dibayangkan sebagai alat yang rasional untuk mengkoordinasi dan mengendalikan sekelompok orang. Di dalamnya ada tingkat-tingkat vertikal, departemen, hubungan wewenang, dan seterusnya.Namun organisasi sebenarnya lebih dari itu.Organisasi juga mempunyai kepribadian, persis seperti individu, bisa tegar atau fleksibel, tidak ramah atau mendukung, inovatif atau konservatif.

Menurut Luthans (2006) budaya (culture) sebagai pengetahuan yang diperoleh untuk menginterpretasikan pengalaman dan menghasilkan perilaku sosial. Edgar Schein dalam Luthans (2006) menyatakan bahwa budaya organisasi adalah pola asumsi dasar-diciptakan, ditemukan, atau dikembangkan oleh kelompok tertentu saat mereka menyesuaikan diri dengan masalah-masalah eksternal dan integrasi eksternal yang telah bekerja cukup baik serta dianggap berharga, dan karena itu diajarkan pada anggota baru sebagai cara yang benar untuk menyadari, berpikir, dan merasakan hubungan dengan masalah tersebut. 

Definisi tersebut menyiratkan tiga hal. Pertama, budaya adalah sebuah persepsi, bukan sesuatu yang dapat disentuh atau dilihat secara fisik, namun para pegawai menerima dan memahaminya melalui apa yang mereka alami dalam organisasi. Kedua, budaya organisasi bersifat deskriptif, yaitu berkenaan dengan bagaimana para anggota menerima dan mengartikan budaya tersebut, terlepas dari apakah menyukainya atau tidak. Terakhir, meskipun para individu di dalam organisasi memiliki latar belakang yang berbeda dan bekerja pada jenjang organisasi juga yang berbeda, mereka cenderung mengartikan dan mengutarakan budaya organisasi dengan cara yang sama.

Pengertian Budaya Organisasi

Tampubolon (2003) mengemukakan bahwa budaya organisasi adalah seperangkat nilai-nilai kunci, kepercayaan dan pemahaman-pemahaman yang dibentuk untuk anggota-anggota organisasi. Sementara itu, Moeljono (2004) memperjelas dengan mengartikan budaya organisasi sebagai sistem nilai-nilai, keyakinan, dan kebiasaan bersama dalam organisasi yang berinteraksi dengan struktur formal untuk menghasilkan norma perilaku. Dapat juga diartikan bahwa budaya organisasi merupakan sebuah sistem informasi untuk mempertahankan dan mentransmisikan pengetahuan, kepercayaan, mitos, dan tingkah laku.

Pada dasarnya budaya organisasi dalam organisasi merupakan alat untuk mempersatukan setiap individu yang melakukan aktivitas secara bersama-sama. Kreitner dan Kinicki (2003) mengemukakan bahwa budaya organisasi adalah perekat sosial yang mengikat anggota dari organisasi. Nampaknya agar suatu karakteristik atau kepribadian yang berbeda-beda antara orang yang satu dengan orang yang lain dapat disatukan dalam suatu kekuatan organisasi maka perlu adanya prekat sosial.

Mengingat budaya organisasi merupakan suatu kesepakatan bersama para anggota dalam suatu organisasi sehingga mempermudah lahirnya kesepakatan yang lebih luas untuk kepentingan perorangan. Keutamaan budaya organisasi merupakan pengendali dan arah dalam membentuk sikap dan perilaku manusia yang melibatkan diri dalam suatu kegiatan organisasi. Secara individu maupun kelompok seseorang tidak akan terlepas dengan budaya organisasi dan pada umumnya mereka akan dipengaruhi oleh keaneka ragaman sumber-sumber daya yang ada sebagai stimulus seseorang bertindak. 

Kartono (1994) mengatakan bahwa bentuk kebudayaan yang muncul pada kelompok-kelompok kerja dalam organisasi berasal dari berbagai macam sumber, antara lain: dari stratifikasi kelas sosial asal buruh-buruh/pegawai, dari sumber-sumber teknis dan jenis pekerjaan, iklim psikologis organisasi sendiri yang diciptakan oleh majikan, para direktur dan manajer-manajer yang melatarbelakangi iklim kultur pegawai dalam kelompok kecil yang informal.

Indikator Budaya Organisasi

Kreitner dan Kinicki (2005) mendefinisikan budaya organisasi adalah satu wujud anggapan yang dimiliki, diterima secara implisit kelompok dan menentukan bagaimana kelompok tersebut rasakan, pikirkan, dan bereaksi terhadap lingkungannya yang beraneka ragam. Definisi ini menyoroti tiga karakteristik budaya organisasi yang penting yaitu: (1) Budaya organisasi diberikan kepada para karyawan baru melalui proses sosialisasi; (2) Budaya organisasi mempengaruhi perilaku kita di tempat kerja; (c) Budaya organisasi berlaku pada dua tingkat yang berbeda berkaitan dengan pandangan keluar dan kemampuan bertahan tehadap perubahan. 

Rivai (2003), budaya melakukan sejumlah fungsi di dalam sebuah organisasi, yaitu: (a) Budaya mempunyai suatu peran menetapkan tapal batas, artinya budaya menciptakan perbedaan yang jelas antara satu organisasi dengan organisasi yang lain; (b) Budaya memberikan identitas bagi anggota organisasi; (c) Budaya mempermudah timbulnya komitmen yang lebih luas dan pada kepentingan individu; (d) Budaya itu meningkatkan kemantapan sistem sosial; (e) Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu serta membentuk sikap dan perilaku karyawan. 

Fungsi budaya organisasi yang dinyatakan oleh Kreitner dan Kinicki (2005) ada empat, yaitu sebagai berikut: (1) Memberikan identitas organisasi kepada karyawannya; (2) Memudahkan komitmen kolektif; (3) Mempromosikan stabillitas sistem sosial; (4) Membentuk perilaku dengan membantu manajer merasakan keberadaannya. Fungsi budaya organisasi menurut Robbins (2003) adalah sebagai berikut: (1) Budaya organisasi merupakan sebuah pembeda, artinya budaya organisasi menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dengan yang lain; (2) Budaya organisasi membawa suaru rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi; (3) Budaya organisasi mempermudah timbulnya pertumbuhan komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual; dan (4) Budaya organisasi meningkatkan kemantapan sistem sosial. 

Luthans (2006) mengemukakan ada empat karakteristik dasar budaya organisasi yang terdiri dari :

  1. Observed behavioral regularities. Peraturan-peraturan perilaku yang harus dipatuhi yang dapat dijadikan pedoman dalam hubungan antara anggota organisasi, komunikasi, terminologi dan upacara-upacara.
  2. Philosophy. Filosofi, berkaitan dengan kebijaksanaan organisasi, cara memperlakukan anggota organisasi dan pihak-pihak yang berkepentingan.
  3. Rules, Aturan-aturan yang berisi petunjuk mengenai pelaksanaan tugas-tugas dalam organisasi.
  4. Organizational climate. Iklim organisasi, menggambarkan lingkungan fisik organisasi, perilaku hubungan antara anggota serta hubungan dengan pihak luar organisasi. 

Selanjutnya Robbins (1990) menjelaskan bahwa budaya organisasi mengimplikasikan adanya dimensi atau karakteristik tertentu yang berhubungan erat dan interpendensi satu sama lain. Tetapi kebanyakan peneliti tidak berusaha merinci karakteristik tersebut. Untuk itu, Robbins (1990) mengajukan 10 (sepuluh) karakteristik, yang jika dikombinasikan dan disesuaikan akan menghasilkan esensi dari budaya organisasi. Karakteristik dimaksud, meliputi:

  1. Inisiatif individu; hal ini menyangkut tingkat tanggung jawab, kebebasan, dan independensi sikap individu. 
  2. Toleransi terhadap tindakan yang beresiko; yakni sejauh mana para pegawai dianjurkan untuk bertindak agresif, inovatif, dan mengambil risiko 
  3. Arah; yakni sejauh mana organisasi menciptakan sasaran yang jelas dan harapan prestasi yang ingin dicapai. 
  4. Integrasi; yakni tingkat sejauh mana unit-unit dalam organisasi didorong untuk bekerja dengan cara yang terkoordinasi. 
  5. Dukungan manajemen; yakni tingkat sejauh mana para manager atau pemimpin berkomunikasi dengan jelas, memberi bantuan, serta dukungan terhadap bawahan mereka; 
  6. Kontrol; yakni menyangkut jumlah peraturan dan pengawasan langsung yang digunakan untuk mengawasi dan mengendalikan perilaku pegawai; 
  7. Identitas; yakni tingkat sejauh mana para anggota mengidentifikasi dirinya secara keseluruhan dengan organisasinya ketimbang dengan kelompok kerja tertentu atau dengan bidang keahlian professional; 
  8. Sistem imbalan; yakni tingkat sejauh manaalokasi imbalan ( misalnya kenaikan gaji, promosi) didasarkan atas criteria prestasi pegawai sebagai kebalikan dari senioritas, sikap pilih kasih dan sebagainya; 
  9. Toleransi terhadap konflik; yakni tingkat sejauh mana para pegawai didorong untuk mengemukakan perbedaan pendapat dan kritik secara terbuka; dan 
  10. Pola-pola komunikasi; yakni tingkat sejauh mana komunikasi organisasi dibatasi oleh hirarki kewenangan yang formal. 

Meski karakteristik budaya organisasi yang dikemukakan robbins diatas telah dapat dijadikan sebagai ukuran dalam menggambarkan budaya yang terdapat pada sebuah organisasi, namun tidak seluruhnya karakteristik budaya tersebut dapat digunakan untuk melihat budaya yang ada dalam organisasi pemerintah. Dalam organisasi pemerintah terdapat beberapa karakteristik budaya yang tidak menonjol atau sifatnya sama bila dibandingkan antara suatu organisasi pemerintah dengan organisasi pemerintah lainnya.

Demikian uraian mengenai Konsep Budaya Organisasi Menurut Para Ahli, semoga dapat bermanfaat. Terima kasih telah berkunjung. Sekian dan Wasalam...



0 Response to "Konsep Budaya Organisasi Menurut Para Ahli"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel