Pengertian Kepuasan Kerja dalam Teori Para Ahli

Pengertian Kepuasan Kerja dalam Teori Para Ahli - Kepuasan kerja merupakan seperangkat perasaan pekerja tentang tingkatan menyenangkan atau tidak menyenangkan pekerjaan yang dilakukan. Kepuasan kerja secara umum menyangkut sikap seseorang mengenai pekerjaannya. Karena menyangkut sikap, maka pengertian kepuasan mencakup berbagai hal, seperti kognisi, emosi dan kecenderungan perilaku seseorang.

Kepuasan itu tidak nampak secara nyata, tetapi dapat terwujud dalam suatu hasil pekerjaan. Oleh sebab itu kepuasan kerja walaupun sulit dan abstrak, tetap perlu mendapat perhatian. Beberapa alasan diantaranya:
  1. Alasan pertama adalah alasan nilai, bahwa para karyawan menggunakan sebagian waktu dalam bekerja, oleh sebab itu menginginkan agar waktu tersebut dapat digunakan dengan penuh kesenangan kegembiraan dan kebahagiaan.
  2. Alasan kedua adalah kesehatan jiwa, karena pekerjaan atau organisasi dapat memunculkan beban perasaan psikologis atau karena pekerjaan merupakan kurang berharga atau kurang penting. Kondisi pekerjaan cenderung pekerja membawa ke lingkungan keluarganya dan masyarakatnya.
  3. Alasan ketiga adalah alasan kesehatan jasmaniah, beberapa peneliti menunjukkan bahwa manusia yang menyenangi pekerjaannya cenderung berumur lebih panjang dibanding mereka yang kurang menyenangi pekerjaannya.
Ketiga alasan tersebut, dalam kehidupan organisasi modern saat ini sering menjadi ukuran tingkat kematangan dan ekstensi suatu organisasi dan karenanya sering dianggap sebagai kewajiban organisasi untuk selalu memperhatikannya. Lebih lanjut dikatakan beberapa alasan yang mendorong kepuasan kerja tiap karyawan antara lain:
  1. Pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan keahlian.
  2. Pekerjaan yang menyediakan perlengkapan yang cukup.
  3. Pekerjaan yang menyediakan informasi yang cukup lengkap.
  4. Pimpinan yang lebih banyak mendorong tercapainya suatu hasil dan tidak terlalu banyak atau ketat melaksanakan pengawasan.
  5. Pekerjaan yang lebih banyak memberikan penghasilan yang cukup memadai.
  6. Pekerjaan yang memberikan rasa aman dan ketenangan.
  7. Harapan yang dikandung itu sendiri.
Namun perlu ditegaskan bahwa kepuasan kerja merupakan sesuatu hasil dari proses penilaian yang melibatkan pikiran dan perasaan seseorang terhadap sesuatu hal yang menyangkut konteks kerjanya.

Kepuasan kerja menurut Davis dan Newstron adalah perasaan senang atau tidak senang yang relatif berbeda dari pemikiran objektif dan keinginan perilaku, sehingga kepuasan kerja disini mengacu pada sikap dari individu terhadap pekerjaannya.

Sedangkan menurut Robbins, (2003) bahwa kepuasan kerja merupakan respon seseorang terhadap bermacam-macam lingkungan kerja yang dihadapinya, dimana lingkungan kerja ini berhubungan dengan komunikasi.

Jadi ”kepuasan Kerja” adalah suatu kondisi seseorang merasakan suatu kesenangan atau merasakan adanya dorongan emosional yang positif dari dalam dirinya sebagai reaksinya atas pekerjaan atau apa yang yang telah dialami dalam pekerjaannya. Dalam berbagai analisa literatural telah disepakati secara umum bahwa kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan suatu "konsep" atau "konstruk" yang berkaitan dengan konteks kerja (job context).

Selanjutnya Luthans (2002) menjelaskan bahwa konsep kepuasan kerja secara umum dapat diukur dengan 3 (tiga) dimensi pokok.

Pertama, kepuasan kerja merupakan respon emosional seseorang terhadap suatu kerja tertentu. Dan hal ini hanya dapat diketahui melalui apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh seseorang mengenai situasi kerjanya.

Kedua, kepuasan kerja seseorang senantiasa ditentukan oleh beberapa besar kesesuaian antara outcome yang diperoleh dengan outcome yang diharapkan. Kesesuaian dimaksud, dapat bersumber dari hasil penilaian seseorang atas dasar:
  1. Perbandingan relatif antara besaran outcome yang diperolehnya dengan outcome yang diharapkan. 
  2. Perbandingan relatif antara besarnya usaha kerja yang ia keluarkan dengan besarnya outcome (rewards) yang diperolehnya;
  3. Perbandingan relatif antara outcome (rewards) yang diperolehnya dengan outcome yang diperoleh orang lain;
  4. Perbandingan antara usaha kerja yang dilakukan orang lain.
Karena itu kepuasan kerja dalam konteks ini berhubungan dengan masalah keadilan, baik yang bersifat keadilan distributive (distributive justice) maupun keadilan procedural (procedural justice).

Ketiga, kepuasan kerja juga senantiasa berkaitan dengan sikap seseorang terhadap berbagai hal yang menyangkut karakteristik pekerjaan (job characterisrics).

Ada 6 (enam) respon efektif yang berhubungan dengan kepuasan kerja seseorang, yaitu:
  1. The work it self (pekerjaan itu sendiri). Hal ini menyangkut berbagai hal yang dapat membangkitkan minat atau semangat kerja, seperti kesempatan untuk belajar (opportunities of learning), dan kesempatan atas peluang memperoleh tanggung jawab atas pekerjaan (change to accept resposbility).
  2. Pay (imbalan financial). Dimensi imbalan yang dapat membentuk kepuasan kerja adalah (1) kesesuaian jumlahnya, dan (2) keadilan imbalan yang dirasakan (hal ini menyangkut keadilan procedural dan keadilan distributif).
  3. Promotion opportunities (kesempatan untuk dipromosikan). Hal ini menyangkut penilaian seseorang atas kesempatan yang tersedia baginya untuk mengembangkan karir dan atau mengembangkan diri pada tingkat yang lebih baik.
  4. Supervision (supervise). Hal ini menyangkut derajat penilaian seseorang atas bantuan teknis dan dukungan social dari rekan sekerja dalam menyelesaikan suatu tugas/pekerjaan.
  5. Cowokers (rekan kerja). Hal ini menyangkut derajat penilaian seseorang atas bantuan teknis dan dukungan sosial dari rekan sekerja dalam menyelesaikan suatu tugas/pekerjaan.
  6. Working condition (kondisi kerja). Hal ini menyangkut kemudahan seseorang dalam menjangkau dan atau melaksanakan pekerjaan (misalnya: keberhasilan, leluasa bergerak, jarak fasilitas) dan ketenangan seeorang dalam melaksanakan pekerjaan (misalnya suhu ruangan, dan kebisingan) Luthans (2002).

Handoko (1997), menyatakan bahwa kepuasan kerja sebagai keadaan emosional yang menyenangkan dan atau tidak menyenangkan, saat karyawan/pegawai memandang pekerjaan dan tercermin dalam sikap positif atau negatif karyawan terhadap pekerjaannya.

Sedangkan Keith Davis dalam Ibrahim (2006) mengemukakan bahwa "job satisfaction is the favourableness or unfavourableness with employees view their work", artinya dalam hal ini adalah kepuasan kerja merupakan perasaan mendukung atau tidak mendukung yang dialami pegawai dalam bekerja. Selanjutnya Ibrahim (2006) mendefinisikan kepuasan kerja "is the way an employee feels about his or her job" (artinya adalah kepuasan merupakan cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya).

Dari pendapat mengenai Pengertian Kepuasan Kerja dalam Teori Para Ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah suatu kondisi yang dirasakan oleh seseorang atau karyawan yang berhubungan dengan pekerjaannya yang mana seseorang dapat secara relatif ter-puas-kan dengan satu aspek dari pekerjaannya dan tidak ter-puas-kan dengan satu aspek atau lebih dari pekerjaan yang lainnya.

Terima Kasih telah berkunjung. Wassalam...


0 Response to "Pengertian Kepuasan Kerja dalam Teori Para Ahli"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel