Sistem Nilai Tukar Nominal dan Nilai Tukar Rill

sistem-nilai-tukar-nominal-dan-nilai-tukar-rill
Sistem Nilai Tukar Nominal dan Nilai Tukar Rill - Sistem nilai tukar secara sederhana dapat diartikan sebagai seperangkat kebijakan institusi, praktek, peraturan, dan mekanisme yang menentukan tingkat dimana suatu mata uang ditukarkan dengan mata uang lainnya. Sebagai dasar pertukaran mata uang suatu negara, maka setiap negara harus menetapkan kerangka atau sistem nilai tukar mata uangnya terhadap mata uang negara lainnya. Secara umum sistem nilai tukar yang diterapkan saat ini dapat dibagi atas 3 sistem yaitu, fixed exchange rate, floating exchange rate dan Managed Floating Exchange Rate.

1. Sistem Nilai Tukar Tetap (Fixed Exchange Rate)

Dalam sistem ini, suatu negara mengumumkan suatu nilai tukar tertentu atas mata uangnya. Untuk mempertahankan nilai tukarnya, pemerintah melalui bank sentral melakukan jual beli valuta asing. Nilai tukar biasanya tetap atau diperbolehkan berfluktuasi dalam batas yang sempit.

Pada sistem ini, otoritas moneter tidak memiliki keleluasaan dalam mengendalikan kondisi moneter domestik. Bank Sentral akan melakukan jual beli valuta asing pada harga tetap. Untuk itu Bank Sentral harus memegang cadangan devisa untuk membiayai ketidakseimbangan neraca pembayaran sehingga nilai tukar dapat dipertahankan. Intervensi tersebut memerlukan cadangan devisa yang relatif besar. Kebaikan dari sistem nilai tukar tetap ini adalah adanya kepastian akan nilai tukar mata uang domestik dengan mata uang negara lain. Sehingga para eksportir dan importir dapat memperhitungkan transaksi perdagangan dengan pihak luar negeri.

2. Sistem Nilai Tukar Mengambang Bebas (Free Floating Exchange Rate)

Dalam sistem nilai tukar mengambang bebas, nilai tukar ditentukan oleh mekanisme pasar dengan atau tanpa upaya stabilitas oleh otoritas moneter. Dalam arti, pemerintah atau otoritas moneter tidak berhak melakukan intervensi pasar, kecuali pada keadaan tertentu.

Nilai tukar mengambang (Floating) adalah tingkat nilai tukar yang ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan yang tidak diatur. Tingkat kurs menentukan harga barang yang diimpor relatif terhadap barang domestik dan bisa berdampak pada tingkat impor dan ekspor. (Case Fair, 2007:392).

Kebaikan dari sistem ini adalah apabila terjadi surplus atau defisit pada neraca pembayaran secara langsung akan menurunkan nilai tukar mata uang domestik. Selain itu Bank Sentral tidak perlu memegang cadangan devisa yang besar untuk menjaga likuiditas dan memiliki kesempatan yang lebih untuk melakukan kebijakan independen.

3. Sistem Nilai Tukar Mengambang Terkendali (Managed Floating Exchange Rate)

Pada sistem ini, otoritas moneter berperan aktif dalam menstabilkan nilai tukar pada tingkat tertentu. Pada keadaan demikian biasanya cadangan devisa dibutuhkan karena otoritas moneter perlu membeli atau menjual valuta asing di pasar untuk mempengaruhi pergerakan nilai tukar. Seberapa besar fluktuasi nilai tukar dalam sistem ini tergantung pada kemauan otoritas moneter untuk melakukan intervensi di pasar valuta asing, serta tersedianya cadangan devisa yang dimiliki negara tersebut lebih banyak persediaan cadangan devisa, maka lebih besar kemungkinan nilai tukar dapat distabilkan.

Nilai Tukar Nominal Dan Nilai Tukar Riil

Para ekonom membedakan nilai tukar menjadi dua yaitu kurs nominal dan kurs riil. Nilai Tukar (exchange rate) adalah harga satu mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain (Krugman dan Obsfelt, 2005).

Nilai tukar nominal (nominal exchange rate) adalah harga relatif dari mata uang dua negara. Sedangkan Nilai Tukar Riil (Real Exchange Rate) adalah harga relatif dari barang-barang diantara dua negara. (Mankiw, 2003).

Nilai tukar riil diantara kedua negara dihitung dari nilai tukar nominal dan tingkat harga dikedua negara. Hubungan antara kedua nilai tukar dirumuskan sebagai berikut (Mankiw, 2003: 125):

Nilai Tukar riil = Kurs Nominal × Rasio Tingkat Harga:

Dimana: ϵ adalah Nilai tukar riil, e adalah nilai tukar nominal, P adalah tingkat harga domestik, dan P* adalah tingkat harga di luar negeri.

Dengan demikian Jika nilai tukar riil semakin tinggi, berarti harga barang-barang luar negeri relatif lebih murah, dan harga barang-barang domestik relatif lebih mahal. Sebaliknya jika semakin rendah nilai tukar riil berarti harga barang-barang luar negeri relatif lebih mahal dan harga barang-barang domestik relatif lebih murah.

Demikian uraian mengenai sistem nilai tukar nominal dan nilai tukar rill, semoga dapat memberikan manfaat. Terima kasih telah berkunjung. Wassalam...


0 Response to "Sistem Nilai Tukar Nominal dan Nilai Tukar Rill"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel