Definis Komitmen Kerja Menurut Para Ahli

Definis Komitmen Kerja Menurut Para Ahli - Komitmen didefinisikan sebagai keinginan yang kuat dari para anggota organisasi untuk mengikatkan diri dalam suatu organisasi secara suka rela dan berusaha keras untuk kepentingan organisasi (Permana, 2005). Jadi komitmen ini merupakan gambaran kesetiaan para anggota organisasi termasuk pimpinan organisasi terhadap organisasi.

Komitmen menurut Robbins (2003) adalah sebagai suatu keadaan dimana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi tersebut. Robbins (2003) menyatakan output yang diharapkan dari studi perilaku organisasional adalah produktivitas, tingkat kemangkiran yang rendah serta kepuasan kerja. Komitmen terhadap pekerjaan dan organisasi tempat bekerja merupakan subyek yang saat ini mendapatkan peningkatan perhatian dari peneliti perilaku organisasional.

Ketchan dan Strawser (2001) dikutip dari Nele Dan Hans (2011) komitmen adalah suatu konsep yang mencari sifat kecintaan (attachement) yang di bentuk oleh individu terhadap pekerjaan organisasi mereka. Maka berdasarkan pendapat tersebut, komitmen kerja juga menunjukkan seberapa jauh individu mengidentifikasi organisasi dan menjalankan tujuannya di dalam organisasi tersebut. Untuk itu komitmen kerja sangat penting dipahami dan diciptakan di dalam suatu organisasi. Terciptanya komitmen individu dalam suatu organisasi berkaitan dengan sikap kepindahan individu untuk menyatu dengan tujuan dan sasaran serta sesuai nilai organisasi yang bersangkutan.

Konsep tentang komitmen karyawan terhadap organisasi disebut pula dengan komitmen kerja, yang mendapat perhatian dari manajer maupun perilaku organisasi, yang berkembang dari studi awal mengenai loyalitas karyawan yang diharapkan ada pada setiap karyawan. Komitmen kerja atau komitmen organisasi merupakan suatu kondisi yang dirasakan oleh karyawan yang dapat menimbulkan perilaku positif yang kuat terhadap organisasi kerja yang dimiliknya. Steers dan Porter (1983:520) mengemukakan suatu bentuk komitmen yang muncul bukan hanya bersifat loyalitas yang pasif, tetapi juga melibatkan hubungan yang aktif dengan oragnisasi kerja yang memiliki tujuan memberikan segala usaha demi keberhasilan organisasi kerja bersangkutan.

Terbentuknya komitmen kerja karyawan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang dimaksudkan menurut Mowday, Porter, dan Steers (1982) meliputi:
  1. Personal factors: job expectations, psychological contract, job choice factors, personal characteristics yang kesemuanya membentuk initial commitment (komitmen awal).
  2. Organizational factors: initial work experience, job scope, supervision, goal consistency, organization yang kesemuanya itu membentuk felt responsibility (tanggung jawab teramati).
  3. Non organizational factors: availability of alternative jobs. Ketiga faktor membentuk komitmen individu selama menjadi karyawan organisasi.
Komitmen merupakan efek dari sebuah sikap yang dimiliki seorang individu dalam organisasi. Efek prikologis yang didapatkan individu dalam menyikapi berbagai perubahan dapat membentuk komitmen organisasi. Hal terpenting dalam konteks ini adalah terbentuknya komitmen kerja yang tinggi dari para karyawan sebagaimana yang diharapkan pihak organisasi. Mowday (1982) mendefinisikan komitmen sebagai kekuatan relatif dari identifikasi individu dengan keterlibatan organisasi kerja.

Komitmen mengandung makna suatu rasa identifikasi, keterlibatan, dan loyalitas/kesetiaan atau derajat, atau sifat hubungan dari seseorang terhadap organisasi yang ditunjukkan dengan memihak suatu tujuan organisasi, berminat untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi, kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi, dan kepercayaan dan penerimaan yang kuat atas nilai-nilai dan tujuan organisasi.

Robbins (2003) mengemukakan bahwa: "Commitment is defined as a state in which an employee identities with a particular organization and its goals, and wishes to maintain membership in the organization" (komitmen adalah tingkatan dimana seorang pekerja mengidentifikasikan diri dengan organisasi dan tujuan-tujuannya dan berkeinginan untuk memelihara keanggotaannya dalam organisasi).

Armstrong (2003) dalam The Art of HRD "Managing People", komitmen adalah kecintaan dan kesetiaan yang terdiri dari tiga faktor:
  1. Keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi.
  2. Kemauan yang besar untuk berusaha bagi organisasi.
  3. Kepercayaan yang kuat dan penerimaan terhadap nilai dan tujuan organisasi.
Komitmen Kerja Karyawan 

Goldman dan Tamara (2002) menyatakan bahwa seseorang yang berkomitmen mempunyai ciri-ciri yang antara lain sebagai berikut:
  1. Setia untuk berkorban demi pemenuhan sasaran perusahaan atau instansi yang lebih penting.
  2. Merasakan dorongan semangat dalam misi yang lebih besar.
  3. Menggunakan nilai-nilai kelompok dalam pengambilan keputusan dan penjabaran pilihan-pilihan. 
Seseorang yang memiliki komitmen tinggi memungkinkan dirinya berjuang keras menghadapi tantangan dan tekanan yang bagi orang yang tidak memiliki komitmen dirasakan sebagai beban berat.

Meyer dan Allen (1991) menyatakan bahwa pengukuran komitmen orgnisasi terdiri dari tiga dimensi yaitu:

1. Affective Commitment, didefinisikan sebagai sampai derajad manakah seorang individu terikat secara psikologis pada organisasi yang mempekerjakan melalui perasaan seperti loyalitas, terikat dan sepakat dengan tujuan organisasi. Dengan demikian, komitmen afektif seorang individu berhubungan dengan ikatan emosional atau identifikasi individu dengan organisasi. Komitmen ini meliputi perasaan emosional karyawan sebagai bagian dari organisasi, rasa untuk mengidentifikasikan dirinya, ketertibatan dalam organisasi.

2. Continuance Commitment, mengacu pada suatu kesadaran tentang biaya yang diasosiasikan dengan meninggalkan organisasi. Kontinuen komitmen adalah suatu keadaan dimana karyawan merasa membutuhkan untuk tetap tinggal, dimana mereka berfikir bahwa meninggalkan perusahaan akan sangat merugikan bagi mereka. Dengan kata lain individu dengan komitmen yang tinggi akan bertahan dalam organisasi atau sikap karyawan untuk mempertahankan diri pada organisasi karena membutuhkan gaji, kebutuhan-kebutuhan hidup yang lainnya.

3. Normative Commitment, merupakan sikap karyawan yang meliputi kesadaran seorang karyawan sebagai bagian dari organisasi yang harus melakukan kewajiban-kewajiban yang melekat padanya. Komitmen normatif dikarakterisasikan dengan keyakinan dari karyawan bahwa dia berkewajiban untuk tinggal / bertahan dalam suatu organisasi tertentu karena suatu loyalitas personal. Dengan kata lain karyawan dengan komitmen normatif yang tinggi akan bertahan dalam organisasi karena mereka merasa harus melakukan hal tersebut.

Terbentuknya komitmen kerja karyawan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang dimaksudkan menurut Mowday, Porter, dan Steers (1982) meliputi:
  1. Personal factors: job expectations, psychological contract, job choice factors, personal characteristics yang kesemuanya membentuk initial commitment (komitmen awal).
  2. Organizational factors: initial work experience, job scope, supervision, goal consistency, organization yang kesemuanya itu membentuk felt responsibility (tanggung jawab teramati).
  3. Non organizational factors: availability of alternative jobs.
Ketiga faktor membentuk komitmen individu selama menjadi karyawan organisasi.

Selanjutnya komitmen kerja dapat dilihat dari kajian David (1994 : 474) membagi faktor-faktor komitmen kerja menjadi empat karakteristik yang meliputi:
  1. Faktor personal.
  2. Faktor karakteristik kerja.
  3. Faktor karakteristik struktural.
  4. Faktor pengalaman kerja.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa komitmen Kerja karyawan adalah kecintaan dan kesetiaan, suatu konsep pembentukan lebih lanjut dari loyalitas karyawan, merupakan ikatan emosional yang sangat kuat dan erat dari individu-individu dalam mengidentikan secara aktif peran mereka untuk selalu memihak terhadap tujuan dan nilai dari suatu organisasi serta berupaya mencapai tujuan-­tujuan organisasi yang mengarah kepada suatu kesamaan nilai-nilai yang ada terhadap hasil yang dipercayainya, yang dinamis dan menjadi prasyarat bagi terbentuknya kredibilitas dari suatu organisasi.

Selamat Belajar.

Wasalam… 

0 Response to "Definis Komitmen Kerja Menurut Para Ahli"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel