BAB II: Pengaruh Dimensi Atribut Produk Terhadap Minat Beli Konsumen Sepeda Motor

Materi berikut ini adalah Bab II berjudul Pengaruh Dimensi Atribut Produk Terhadap Minat Beli Konsumen Sepeda Motor, lanjutan dari postingan sebelumnya berjudul Bab I: Pengaruh Dimensi Atribut Produk Terhadap Minat Beli Konsumen Sepeda Motor.

BAB II  TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Randyakso Harwanto (2008), dengan judul : ”Pengaruh Atribut Produk Yamaha Jupiter MX terhadap Minat Beli Konsumen (Survey pada PT. Kencana Berlian Merdeka)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Untuk mengetahui kelengkapan atribut produk dari Jupiter MX, (2) Untuk mengetahui tanggapan konsumen terhadap atribut produk motor Jupiter MX, (3) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh atribut produk motor Jupiter MX terhadap minat beli konsumen.

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang kuat dan positif antara atribut produk dengan minat beli konsumen, ini didasarkan atas hasil perhitungan koefisien korelasi dengan menggunakan Rank Spearman diperoleh nilai sebesar 0,710, uji signifikasi diperoleh t hitung sebesar 5,334 sedangkan t tabel sebesar 1,701, kemudian koefisien determinasi diperoleh nilai sebesar 50,41%. Dengan demikian atribut produk dengan minat beli konsumen mempunyai hubungan yang searah.

Persamaan penelitian tersebut yang dilakukan oleh Randyakso Harwanto (2008) dengan penelitian ini adalah bahwa kedua penelitian ini sama-sama meneliti pengaruh atribut produk dan minat beli konsumen.Sedangkan perbedaanya kedua penelitian tersebut yaitu terletak pada indikator atribut produk yang digunakan, dimana indikator atribut produk pada penelitian yang dilakukan oleh Randyakso Harwanto terdiri atas lima indikator, diantaranya kualitas, harga, ciri/keistimewaan, desain, dan pelayanan. Sedangkan pada penelitian ini menggunakan 3 indikator atribut produk, diantaranya kualitas produk, fitur produk, dan desain produk.

Adapun penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Ndaru Kusuma Dewa (2009), dengan judul : “Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Daya Tarik Promosi, dan Harga terhadap Minat Beli (Studi Kasus Star One di area Jakarta Pusat)”. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat minat beli dengan indikator yang dinilai penting yaitu minat transaksional, minat prefensial, minat eksploratif, minat referensial, minat menggunakan, minat mempertahankan, dan minat untuk langsung membeli.

Persamaan kedua penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah, bahwa keduanya sama-sama meneliti minat beli.Sedangkan perbedaannya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Ndaru Kusuma Dewa (2009), meneliti kualitas produk, daya tarik promosi, dan harga.Sedangkan penelitian ini meneliti atribut produk dengan indikator kualitas produk, fitur produk, dan desain produk.

Selain beberapa penelitian terdahulu diatas, juga masih ada penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Rajesh Rajaguru and Margaret J Matanda, Universitas Monash, dengan judul“ Consumer Perception of Store and Product Attributes and its Effect on Customer Loyalty within the Indian Retail Sector” (Persepsi Konsumen Store dan Produk Atribut dan Pengaruhnya terhadap Loyalitas Pelanggan dalam Ritel Sektor India).

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Rajesh Rajaguru dan Margare. J Matanda, dengan penelitian ini adalah yaitu sama-sama meneliti tentang atribut produk, sedangkan yang menjadi perbedaan dari kedua penelitian tersebut yaitu, penelitian yang dilakukan oleh Rajesh Rajaguru dan Margaret. J Matanda, meneliti persepsi konsumen dan loyalitas pelanggan, sedangkan penelitian ini meneliti tentang minat beli konsumen.

Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran digsunakan dalam kegiatan pertukaran atau perdagangan. Pengusaha yang sudah mulai mengenal bahwa pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai tujuan bagi perusahaannya akan mengetahui cara dan falsafah yang terlibat didalamnya yaitu konsep pemasaran.

Konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen dengan mendapatkan sejumlah laba, maka seluruh kegiatan dalam perusahaan yang menganut konsep pemasaran harus diarahkan.

Menurut Sofyan Assauri (1998:72), definisi konsep pemasaran adalah orientasi manajemen yang menekankan bahwa kunci tujuan pencapaian organisasi terdiri dari kemampuan perusahaan tersebut memenuhinya dengan kepuasan yang diinginkan secara efektif dan efisien dari pesaing.

Atau secara definitif, menurut Basu Swastha (2000:17) konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.

Basu Swastha dan T. Hani Handoko (1982:5), tiga unsur pokok dalam konsep pemasaran, adalah:

1. Orientasi pada konsumen

Perusahaan yang ingin melaksanakan konsep orientasi konsumen harus:
  • Menentukan kebutuhan pokok pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi.
  • Memilih sekelompok tertentu sebagai sasaran penjualan, karena perusahaan tidak mungkin dapat memenuhi semua kebutuhan pokok konsumen.
  • Menentukan produk dan program pemasarannya sesuai dengan kelompok pembeli yang dipilih sebagai sasaran bagi perusahaan.
  • Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan menafsirkan keinginan, sikap, serta perilaku mereka.
  • Menentukan strategi yang paling baik, apakah menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah atau model yang menarik.

2. Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral (integral marketing)

Pengintegrasian kegiatan pemasaran berarti bahwa setiap orang dan setiap bagian dalam perusahaan turut berkecimpung dalam usaha yang terkordinir untuk memberikan kepuasan kepada konsumen, sehingga tujuan perusahaan dapat direalisir.

3. Kepuasan konsumen (consumer satisfaction)

Faktor yang menentukan perusahaan dalam jangka panjang akan mendapatkan laba. Ini berarti bahwa perusahaan harus berusaha memaksimalkan kepuasan konsumen, sehingga perusahaan memperoleh keuntungan yang optimal.

Dari pengertian-pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa konsep pemasaran bukan hanya sekedar menjual dan mempromosikan produk atau jasa, tetapi merupakan suatu proses yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen baik individu maupun kelompok melalui pertukaran serta merupakan kegiatan perusahaan dalam melalui pemasaran yaitu merancang konsep, menentukan harga dan mendistribusikan barang.

Pengertian Pemasaran

Pemasaran memiliki arti lebih dari sekedar menjual dan mempromosikan suatu produk. Mengerti, menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyalurkan nilai dan kepuasan konsumen akan suatu produk merupakan inti dati suatu pemasaran.

Pemasaran sering dipandang sebagai suatu tugas untuk menciptakan, mempromosikan, dan menyalurkan produk dan jasa kepada konsumen dan unit-unit bisnis. Pemasaran diharapkan memiliki keahlian dalam merangsang permintaan akan produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

Menurut Kotler (2002), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.

Pengertian ini menunjuk pada kegiatan yang dilakukan perusahaan secara menyeluruh yaitu dimaksudkan dalam proses memproduksi dan sampai pada penetapan harga dan pertukaran barang sebagai proses sosial. Definisi tersebut tidak dikatakan bagaimana cara-cara memenuhi keinginan dan memuaskan konsumen namun tujuan dari kegiatan tersebut melalui proses sosial yang saling menerima manfaat bagi perusahaan dan konsumen.

Sedangkan pengertian manajemen pemasaran menurut kotler (1997:13), “manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi”.

Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran adalah suatu rangkaian kegiatan yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen melalui pertukaran yang merupakan proses sosial. Sedangkan manajemen pemasaran adalah penerapan fungsi-fungsi manajemen dalam melakukan kegiatan pemasaran barang dan jasa.

Produk

Pengertian Produk

Produk merupakan elemen kunci dari penawaran dipasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk tidak hanya dalam pengertian fisik, akan tetapi produk diartikan secara luas bisa berupa jasa manusia, tempat, organisasi, dan gagasan.

Kotler (1996:27), mendefinisikan bahwa produk adalah suatu sifat yang kompleks dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestasi perusahaan dan pengecer yang diterima oleh pembelian untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan.

Kotler dalam hal ini memberikan batasan produk adalah suatu yang dianggap memuaskan kebutuhan dan keinginan. Produk dapat berupa suatu benda (object), rasa (service), kegiatan (acting), orang (person), tempat (place), organisasi dan gagasan dimana suatu produk akan mempunyai nilai lebih dimata konsumen, jika memiliki keunggulan dibanding dengan produk lain yang sejenis.

Definisi lain tentang produk menurut Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo (1993:194) dalam bukunya “pengantar bisnis modern”, yaitu “sifat yang kompleks, baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer yang diterima pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan”.

Dari definisi tentang produk diatas pada dasarnya semua pendapat memberi suatu makna ,yaitu produk adalah segala sesuatu yang dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia, baik yang dapat diraba atau tidak dapat diraba.

Kemudian menurut Kotler di terjemahkan oleh Molan (2005:69), mengemukakan bahwa “produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan”.

Secara konseptual, Produk adalah pemahaman subjektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan perusahaan melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas perusahaan serta daya beli pasar.

Dari definisi-definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pelanggan yang diciptakan oleh perusahaan untuk digunakan dan dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen baik bersifat berwujud maupun yang bersifat tidak berwujud.

Pengertian Atribut Produk

Atribut produk merupakan katakteristik yang melekat pada produk tersebut.Ada dua tipe yang berbeda pada atribut produk yakni atribut berwujud yang merupakan karakteristik fisik produk dan atribut abstrak yang merupakan karakteristik subjektif seperti kulaitas produk.Atribut produk memberikan gambaran yang jelas tentang produk itu sendiri. Agar dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pengertian atribut produk ini, penulis mengemukakan pengertian atribut dari beberapa ahli:

Menurut kotler (1992:72), menyatakan bahwa “atribut produk adalah suatu komponen yang merupakan sifat – sifat produk yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diterapkan oleh pembeli”.

Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2001:354), menyatakan bahwa, “atribut produk adalah pengembangan suatu produk atau jasa melibatkan penentuan manfaat yang akan diberikan”.

Dengan adanya atribut yang melekat pada suatu produk yang digunakan konsumen untuk menilai dan mengukur kesesuaian karakteristik produk dengan kebutuhan dan keinginan. Bagi perusahaan dengan mengetahui atribut-atribut apa saja yang bisa mempengaruhi minat beli konsumen maka dapa ditentukan strategi untuk mengembangkan dan menyempurnakan produk agar lebih memuaskan konsumen.

Menurut Kotler dan Amstrong (2004:347), mengelompokan atribut produk kepada tiga unsur penting yaitu kualitas produk (product quality), fitur produk (product features), dan desain produk (product design).

1. Kualitas produk (product quality)

Kualitas produk menurut Kotler dan Amstrong (2004:347), berarti kemampuan suatu produk dalam memberikan kinerja sesuai dengan fungsinya.

Kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya ; kemampuan itu meliputi daya tahan, kehandalan, ketelitian yang dihasilkan, kemudahan dioperasikan dan diperbaiki, dan atribut lain yang berharga pada produk secara keseluruhan. Kualitas yang sangat baik akan membangun kepercayaan konsumen sehingga merupakan penunjang kepuasan konsumen.

2. Fitur produk (product features)

Fitur produk menurut Kotler dan Amstrong (2004:348), berarti alat untuk bersaing yang membedakan produk suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya.

Menurut Kotler dan Amstrong (2004:348), “Fitur (ciri keistimewaan produk) adalah alat untuk bersaing yang membedakan produk suatu perusahaan dengan produk perusahaan lainnya (ciri yang memberikan tambahan manfaat suatu produk)”.

Kotler dan Amstrong (2004:348) mengemukakan ada empat dimensi (indikator) dalam mengidentifikasi fitur-fitur produk:
  • Keragaman fitur, perusahaan mengeluarkan model awal tanpa tambahan yang menyertai produk tersebut, kemudian perusahaan menambahkan barbagai ragam fitur saat produk tersebut ditawarkan.
  • Kualitas fitur, perusahaan mengidentifikasi fitur-fitur baru yang harus ditambahkan sehingga memberikan nilai lebih pada produknya.
  • Kepentingan fitur; perusahaan membandingkan nilai fitur dengan biaya yang harus ditanggung perusahaan.
  • Kelengkapan fitur, berhubungan dengan fitur yang disukai dan diinginkan oleh konsumen.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas penulis bependapat bahwa fitur merupakan karakteristik pelengkap atau sekunder dari suatu produk/jasa yang memberikan nilai tambah serta merupakan suatu hal yang membedakan produk/jasa tersebut dengan produk/jasa perusahaan lain.

Atribut produk merupakan alat persaingan untuk mendiferensiasikan produk perusahaan terhadap produk sejenis yang menjadi pesaingnya. Menjadi produsen yang mengenalkan fitur baru yang dibutuhkan dan dianggap bernilai menjadi salah satu cara yang efektif untuk bersaing.

3. Desain produk (product design)

Menurut Kotler (2005:332), mengartikan “desain atau rancangan adalah totalitas keistimewaan yang mempengaruhi penampilan fungsi produk dari segi kebutuhan pelanggan.

Kotler dan Armstrong (2004:332), berpendapat bahwa “Desain merupakan totalitas keistimewaan yang mempengaruhi penampilan dan fungsi suatu produk dari segi kebutuhan konsumen”.

Menurut Kotler dan Armstrong (2004:348) cara lain untuk menambah nilai konsumen adalah melalui desain atau rancangan produk yang berbeda dari yang lain.

Desain bukan sekedar tampilan saja, tetapi termasuk kedalam jantung produk.Desain yang baik dapat memberikan konstribusi dalam hal kegunaan produk dan juga penampilannya.Rancangan sangat penting dalam membuat dan memasarkan jasa eceran (retail services), pakaian, barang-barang kemasan, dan peralatan tahan lama. Perancang harus memikirkan berapa besar yang perlu diinvestasikan dalam gaya, daya tahan, keandalan, dan kemudahan perbaikan.

Adapun parameter desain yang didefinisikan menurut Phillip Kotler dan Armstrong (2001:353) adalah sebagai berikut:
  • Gaya (style), menggambarkan penampilan dan perasaan yang ditimbulkan oleh produk itu bagi pembeli.
  • Daya Tahan (durability), ukuran usia yang diharapkan atas beroperasinya produk dalam kondisi normal/atau berat, merupakan atribut yang berharga untuk produk-produk tertentu.
  • Keandalan (reliability), ukuran probabilitas bahwa produk tertentu tidak akan rusak atau gagal dalam periode waktu tertentu.
  • Mudah Diperbaiki (reparability), ukuran kemudahan untuk memperbaiki produk ketika produk itu rusak atau gagal.

Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa atribut produk merupakan unsur-unsur produk yang mencerminkan pengembangan suatu produk untuk dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan pembelian.Suatu produk harus memiliki atribut yang mendukungnya, contohnya adalah harga yang berfungsi sebagai harga beli yang berlaku bagi konsumen. Sehubungan dengan produk sepeda motor maka atribut produk dapat diartikan sebagai semua hal yang melekat pada produk sepeda motor yang bisa diamati melalui dimensi kualitas produk, fitur produk, dan desain produk.
  • Kualitas produk adalah kesesuaian antara mutu produk sepeda motor dengan keinginan konsumen. Dimensi kualitas ini diukur dengan tiga item indikator, yaitu 1). Kemudahan dan kenyamanan saat menggunakan produk, 2). Irit bahan bakar, 3) kecepatan dan akselerasi.
  • Fitur produk adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk. Dimensi ini diukur dengan tiga item indikator, yaitu 1). Keragaman fitur, 2). Kualitas fitur, dan 3). kelengkapan fitur.
  • Desain produk adalah keistimewaan dari suatu produk yang mempengaruhi penampilan funsi produk itu sendiri. Dimensi ini diukur dengan tiga item indikator, yaitu 1). Desain produk yang menarik (gaya/style), dan 2). Ukuran yang cukup (tidak terlalu besar dan kecil), dan 3). daya tahan kuat.

Pengertian Minat Beli

Minat beli tidak dapat dipisahkan dari teori keputusan konsumen, karena minat merupakan salah satu dari proses akhir keputusan pembelian dari konsumen. Minat beli diperoleh dari suatu proses belajar dan proses pemikiran yangmembentuk suatu persepsi. Minat yang muncul dalam melakukan pembelianmenciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya dan menjadi suatu kegiatan yang sangat kuat, yang pada akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada didalam benaknya itu.

Kotler (2005;223) mengemukakan tahap-tahap proses pembelian yang dilakukan oleh konsumen sebagai berikut:

1. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan.

2. Pencarian Informasi

Konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Sumber-sumber informasi konsumen terbagi ke dalam empat kelompok, yaitu:
  • Sumber pribadi (keluarga,teman,tetangga,kenalan)
  • Sumber komersial (iklan, wiraniaga, penyalur)
  • Sumber publik (media massa)
  • Sumber pengalaman (penanganan,pengkajian,dan pemakaian produk.

3. Evaluasi Alternatif

Konsumen membentuk penilaian atas produk terutama secara sadar dan rasional, konsumen melihat produk sebagai kumpulan sifat-sifat dan cirri-ciri tertentu dengan kemampuan yang beragam dalam membatasi manfaat yang dicari dan dalam memuaskan kebutuhan tersebut.Ciri-ciri tersebut disebut atribut produk.

4. Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi atas merek-merek dalam kumpulan pilihan.Konsumen juga mungkin membentuk niat untuk membeli produk yang paling disukai.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Setelah membeli produk konsumen akan mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu.

Assael (2002:60) menjelaskan bahwa titik tolak untuk memahami perilaku pembelian konsumen adalah melakukan model stimulasi AIDA yang berusahan menggambarkan tahap-tahap suatu rangsangan tertentu yang diberikan oleh para pemasar, yaitu sebagai berikut:
  1. Attention, yaitu timbulnya perhatian konsumen terhadap suatu usaha pemasaran yang diberikan oleh pemasar.
  2. Interest, yaitu munculnya minat beli konsumen tertarik terhadap objek yang dikenalkan oleh suatu pemasar.
  3. Desire, yaitu setelah merasa tertarik, timbul hasrat atau keinginan untuk memiliki objek tersebut.
  4. Action, yaitu tindakan yang muncul setelah tiga tahapan diatas, yaitu melakukan pembelian. 
Menciptakan dan menjaga persepsi produk atau jasa agar sesuai dengan kebutuhan dan keinginan yang ingin dipenuhi, sehingga akan mendorong minat beli konsumen. Dengan langkah promosi, komunikasi pemasaran dan penyediaan produk yang mudah dijangkau oleh konsumen harus terus-menerus dilakukan perusahaan.

Konsumen tertarik pada suatu produk karena berbagai sebab, misalnya:

1. Karena produk features

Dalam hal ini konsumen tertarik pada suatu produk karena penampakannya menarik (mobil mewah menarik minat konsumen karena desain produknya yang superior).

2. Karena produk benefits

Dalam hal ini konsumen tertarik pada suatu produk karena manfaat yang diberikan oleh produk tersebut (konsumen tertarik memiliki kartu kredit karena memudahkan kegiatan belanja).

3. Karena informasi mengenai produk yang sampai kepada konsumen dari kelompok rujukan, influencer, dan lain-lain.

Rogers seperti dikutip oleh Kotler (2002:405), konsumen melalui lima tahap dalam mengadopsi produk baru:
  1. Kesadaran (awareness), yaitu konsumen menyadari adanya inovasi tersebut tetapi masih kekurangan informasi mengenai hal tersebut.
  2. Minat (interest), yaitu konsumen terdorong untuk mencari informasi mengenai inovasi tersebut.
  3. Evaluasi (evaluation), yaitu konsumen mempertimbangkan untuk mencoba inovasi tersebut. 
  4. Percobaan (trial), yaitu konsumen mencoba inovasi tersebut untuk memperbaiki perkiraannya atas nilai inovasi tersebut.
  5. Penerimaan (adoption), yaitu konsumen memutuskan untuk menggunakan inovasi tersebut sepenuhnya dan secara teratur.
Manajemen perlu mempelajari faktor-faktor tersebut agar program pemasarannya dapat lebih berhasil. Alasan mengapa seseorang membeli produk tertentu atau alasan mengapa membeli pada penjual tertentu akan merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan dalam menentukan desain produk, harga,, saluran distribusi dan program promosi yang efektif, serta beberapa aspek lain dari program pemasaran perusahaan. Konsumen sebelum melakukan pembelian terhadap suatu perusahaan atau took biasanya dipengaruhi oleh banyak hal.

Pandangan tersebut menunjukan bahwa minat beli konsumen dipengaruhi atau ditentukan oleh:
  1. Desain produk, dalam hal ini adalah berkaitan dengan variasi produk yang ditawarkan. Apabila konsumen memiliki banyak alternatif dalam memilih produk maka peluang terciptanya pembelian semakin besar.
  2. Harga, merupakan nilai jual yang ditetapkan atas produk yang ditawarkan konsumen, apabila tingkat harga sesuai yang diinginkan konsumen maka dapat memacu minat belinya.
  3. Promosi, yaitu kegiatan memperkenalkan berbagai jenis manfaat produk yang ditawarkan sehingga dapat menjangkau sebanyak mungkin konsumen yang pada akhirnya dapat merangsang minat konsumen untuk membeli.
Berdasarkan definisi-definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk melakukan pembelian terhadap suatu produk barang atau jasa yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen untuk melakukan pembelian.

Uraian diatas memberikan kejelasan bahwa minat beli ditentukan atau dibentuk oleh beberapa faktor yaitu attention (perhatian), interest (minat), desire (keinginan).

Kerangka Pikir

Yamaha Mio merupakan salah satu produk sepeda motor jenis matic yang diproduksi oleh Yamaha yang mempunyai desain dan fitur yang menarik dibandingkan dengan produk matic Yamaha yang lain dengan kemampuan pada kecepatan dan akselerasi. Untuk dapat menarik minat beli konsumen, Yamaha selalu memperhatikan produk sepeda motor yang dipasarkannya salah satunya adalah sepeda motor Yamaha Mio dalam hal ini dari segi atribut produk. Dimana sebelum melakukan pembelian seorang konsumen akan menganalisa terlebih dahulu kualitas / manfaat dari produk yang akan dibeli, di dalam menganalisa konsumen membutuhkan informasi yang menyangkut produk tersebut khususnya dari segi atribut produk tersebut, dimana informasi dapat diperoleh ,melalui sumber relevan seperti iklan, konsumen lain yang telah menggunakan produk yang sama, ataupun berdasarkan pengalaman sebelumnya jika konsumen pernah memakainya.

Dari hasil analisa, maka akan tertanam kesan dibenak konsumen mengenai atribut produk tersebut. Jika persepsi konsumen akan atribut dari suatu produk tersebut baik, maka akan dapat menarik minat beli konsumen, dimana atribut produk yang baik ini nantinya akan mempengaruhi minat beli konsumen.Pengukuran variabel atribut produk di adopsi dari pendapat Kotler dan Amstrong (2004:347), dengan tiga indikator, yang meliputi : kualitas produk, fitur produk, dan desain produk.Untuk mengetahui apakah atribut produk sepeda motor Yamaha Mio berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen di Universitas Haluoleo Kendari.maka digunakan analisa regresi linear berganda. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema kerangka pikir berikut.

Gambar skema 1. Kerangka Pikir Penelitian


Berdasarkan kerangka pikir diatas, maka dalam penelitian ini terdapat empat variabel yang terdiri dari, dua variabel bebas dan satu variabel terikat, yaitu Kualitas Produk (X1), Fitur Produk (X2), Desain Produk (X3), dan Minat Beli (Y). Maka penulis mengemukakan model penelitian (Kerangka konseptual) yang digambarkan sebagai berikut:

Gambar Skema 2. Model Penelitian (Kerangka Konseptual)


Hipotesis

Berdasarkan pada permasalahan yang dikemukakan, maka penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut:
  1. Atribut produk yang meliputi kualitas produk, fitur produk dan desain produk secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen sepeda motor Yamaha Mio.. 
  2. Kualitas produk secara berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen sepeda motor Yamaha Mio.
  3. Fitur produk secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen sepeda motor Yamaha Mio.
  4. Desain produk secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen sepeda motor Yamaha Mio.
Demikian pembahasana BAB II pada postingan kali ini berjudul BAB II: Pengaruh Dimensi Atribut Produk Terhadap Minat Beli Konsumen Sepeda Motor. Semoga daapt bermanfaat.

Selanjutnya silahkan lanjut ke BAB III Metode Penelitian...

Sekian dan WASSALAM...

0 Response to "BAB II: Pengaruh Dimensi Atribut Produk Terhadap Minat Beli Konsumen Sepeda Motor"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel