Pengertian Kepemimpinan Menurut Para Ahli

pengertian-kepemimpinan-menurut-para-ahli

Pengertian Kepemimpinan Menurut Para Ahli - Secara luas kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi interpretasi mengenai peristiwa-peristiwa para pengikutnya, pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas untuk mencapai sasaran, memelihara hubungan kerja sama dan kerja kelompok, perolehan dukungan dan kerja sama dari orang-orang di luar kelompok atau organisasi Rivai (2005:2).

Menurut Hasibuan (2003:170) “Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mampu bekerja sama dan bekerja secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi”.

Menurut Pamudji (1993 :13) kepemimpinan adalah kemampuan untuk menggerakkan dan mengarahkan orang-orang tertentu menuju tujuan yang dikehendaki oleh pemimpin. Sejalan dengan pengertian ini, Effendi dalam Kartono (1998:34) mengemukakan bahwa kepemimpinan menunjukkan proses kegiatan seseorang dalam memimpin, mempengaruhi atau mengontrol pikiran, perasaan atau tingkah laku orang lain.

Manullang (1998:22) menyebutkan, "pembinaan dilakukan oleh pimpinan selaku atasan terhadap pegawai yang menjadi bawahannya biasanya diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pegawai dalam tiga (3) hal, yaitu: pengetahuan tentang cara mengerjakan sesuatu, keahlian dalam menyelesaikan tugas dan sikap dalam mengerjakannya".

Sejalan dengan hal ini, Ki Hajar Dewantara dalam Sulistiyani (2008:112) menyarankan kepada para pemimpin untuk melakukan orientasi keadaan (situasi) dan orientasi posisi (standing) dalam pengertian konotatif, terhadap keberadaan yang dipimpin, melalui pendekatan perilaku; ing ngarso sung tuladha (di depan memberikan tauladan atau contoh), ing madya mangun karsa (di tengah memberikan semangat kerja atau motivasi), tut wuri handayani (dibelakang mengawal jalannya tugas dan program).

Lebih lanjut Sulistiyani (2008:114), mengatakan bahwa secara implisit teori di atas memadukan antara peran yang harus dilakukan seorang pemimpin melalui kombinasi posisi dan situasi serta berinisiatif dalam posisi dan situasi yang dihadapi. Sebelum menentukan tindakan kepada bawahan, pemimpin harus jeli mengamati situasi dan kondisi, terutama menyangkut kemampuan bawahannya. Pemimpin harus mampu membuat bawahan atau pengikutnya agar mempunyai motivasi yang tinggi untuk bekerja demi mencapai tujuan organisasi, terutama dalam organisasi publik.

Allen, dalam Pasolong (2010:150), menyebutkan tiga cara atau teknik memotivasi bawahan, yaitu:
  1. Menginspirasi, dengan memasukkan semangat ke dalam diri bawahan. Insprirasi tersebut dapat dilakukan secara sengaja maupun tidak melalui kepribadian pemimpin, ketauladanannya dan melalui pekerjaan yang dilakukan.
  2. Mendorong, dengan merangsang bawahan untuk melakukan tugasnya melalui pujian, persetujuan, sanjungan dan bantuan.
  3. Mendesak, dengan membuat bawahan membutuhkan, termasuk tekanan, paksaan dan jika perlu berupa ancaman.

Siagian (1991:24) menyatakan kepemimpinan merupakan upaya membawa bawahan untuk mencapai tujuan organisasi, agar mereka merasa bahwa tujuan yang akan dicapai merupakan tujuan bersama. Selanjutnya Sukarno (1992:16) memberikan pengertian bahwa kepemimpinan adalah proses tertentu yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian secara efektif dan efisien.

Seorang pemimpin dapat dikatakan berperan, apabila pemimpin tersebut dapat menunjukkan kemampuannya dalam hal-hal sebagai berikut:
  • Memegang kemudi organisasi dengan membawa organisasi ke tempat tujuan yang telah ditetapkan.
  • Dapat berperan selaku katalisator, artinya dapat meningkatkan jalannya roda organisasi.
  • Dapat berperan selaku integrator, artinya dapat membaur sesama anggota organisasi tanpa memperhatikan status dari masing-masing anggota.
  • Dapat berperan selaku bapak, artinya dapat memberikan bimbingan, pengarahan dan berbagai petunjuk melalui pendekatan.
  • Dapat memainkan peranan selaku pendidik, artinya selalu dapat memberikan masukan atau koreksi terhadap anggota organisasi apabila cara kerjanya dirasakan kurang efektif.

Sarwoto (1991: 118) mengemukakan bahwa perilaku pimpinan dalam menggerakkan bawahannya terdiri dari:
  1. Perilaku menggerakkan, dengan didukung oleh komunikasi dua arah.
  2. Perilaku mendukung, pimpinan melibatkan diri dalam komunikasi dua arah.

Sedangkan Kouzes dan posner (2004) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan pimpinan dalam menjalankan peran kepemimpinan (mempengaruhi orang lain/kelompok) untuk mencapai tujuan organisasi.Beliau mengungkapkan beberapa prinsip yang memungkinkan pemimpin bisa menyelesaikan banyak hal yang luar biasa. Prinsip-prinsip tersebut adalah:

(1) Menghadirkan wawasan bersama

Untuk mencapai tujuan bersama, pemimpin harus mampu memberi ilham bagi munculnya wawasan-nya sebagai wawasan orang yang dipimpin. Pemimpin harus memahami kebutuhan, impian, harapan, aspirasi orang yang dipimpin. Pemimpin harus menempa kesatuan tujuan dengan menunjukkan bagaimana impian dapat dicapai dan membangkitkan antusiasme bagi anggotanya. Dengan indikatornya: (a) Berpikir kedepan; (b) Melibatkan orang lain.

(2) Memungkinkan orang lain bisa bertindak

Seorang pemimpin akan berhasil jika mampu membuat anak buah merasa kuat, mampu, dan memiliki keyakinan. Pemimpin memungkinkan orang yang dipimpin bisa bertindak dengan berbagi kepemimpinan. Kepemimpinan sebaiknya terjadi akibat adanya hubungan yang berdasarkan kepercayaan dan keyakinan. Dengan indikator: (a) Memupuk Kolaborasi; (b) Memperkuat bawahan.

3) Menjadi penunjuk jalan

Seorang pemimpin akan berhasil jika mampu memberi contoh dan membina komitmen melalui tindakan sehari-hari, yang menciptakan kemajuan. Pemimpin harus dapat menjadi penunjuk jalan melalui contoh pribadi dan pelaksanaan yang penuh pengabdian tanpa pamrih atau mengharapkan adanya imbalan. Dengan indikator-indikator: (a) Perubahan kearah kemajuan; (b) Mampu menjadi teladan.

(4) Membesarkan hati

Pemimpin akan berhasil jika mampu membesarkan hati anak buah untuk berjalan terus, menunjukkan kepada anak buah bahwa mereka bisa menghadapi segala masalah dan rintangan, dan memberikan pengakuan terhadap keberhasilan individual dan kelompok. Dengan indikator-indikator: (a) Menghargai kontribusi individu; (b) Membangun semangat kerja sama.

Selanjutnya menurut Istianto (2009:87) dalam bukunya Manajemen Pemerintahan, ada beberapa definisi kepemimpinan yang dapat mewakili tentang kepemimpinan, yaitu sebagai berikut:
  1. Kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam memimpin sedangkan pemimpin adalah orangnya yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain sehingga orang lain tersebut mengikuti apa yang diinginkannya. Oleh karena itu pemimpin harus mampu mengatur dan mempengaruhi orang lain mencapai tujuan bersama.
  2. Kepemimpinan adalah dimana seorang pemimpin harus mampu mengatur dan mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
  3. Kepemimpinan merupakan subjek yang penting di dalam manajemen dan ilmu administrasi karena kepemimpinan terkait dengan hubungan antara atasan dan bawahan di dalam organisasi.
  4. Kepemimpinan merupakan proses berorientasi kepada manusia dan dapat diukur dari pengaruhnya terhadap perilaku organisasi.
  5. Kepemimpinan pemerintahan adalah sikap, perilaku dan kegiatan pemimpin pemerintahan di pusat dan daerah dalam upaya mencapai tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara.

Dari Pengertian Kepemimpinan Menurut Para Ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian kepemimpinan merupakan suatu cara seorang pemimpin dalam usahanya untuk mempengaruhi bawahannya agar mau bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi.

Sekian dan Terima kasih telah berkunjung. Wassalam...


1 Response to "Pengertian Kepemimpinan Menurut Para Ahli"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel