Teori Cadangan Devisa

Teori Cadangan Devisa - Cadangan devisa didefinisikan sebagai sejumlah valas yang dicadangkan bank sentral, dalam hal ini Bank Indonesia (BI), untuk keperluan pembiayaan dan kewajiban luar negeri negara bersangkutan yang antara lain meliputi pembiayaan impor dan pembayaran lainnya kepada pihak asing. (Tambunan, 2000).

Cadangan devisa mengambil peranan penting dalam perdagangan internasional suatu negara maka tanpa ditopang cadangan devisa yang kuat, perekonomian suatu negara dapat runtuh dalam seketika. Seperti masa krisis yang dialami oleh Indonesia. Karena pengaruh pembiayaan cadangan devisa guna keperluan impor, pembayaran utang serta serangan dari para spekulan mampu menggoncang perkonomian negara kita.

Bank sentral dalam pengolahan devisa, selain memperhatikan jumlah devisa yang benar-benar ada dalam administrasi juga diperhitungkan semua potensi asset yang akan diperoleh serta kewajiban atau utang yang ada maupun yang akan dating, sehingga neto akhirnya dapat diperkirakan besarnya cadangan devisa. Untuk mengukur suatu cadangan devisa dianggap memadai atau tidak, maka dipakai kriteria jumlah besarnya kemampuan cadangan devisa tersebut untuk menutup impor minimal selama 3 bulan.

Cadangan devisa (Foreign Exchange Reserves) adalah simpanan oleh bank sentral dan otoritas moneter. Simpanan ini merupakan (aset/aktiva) bank sentral yang tersimpan dalam beberapa (mata uang cadangan) (reserve currency) seperti dollar, euro, yen dan digunakan untuk menjamin (kewajibannya) yaitu mata uang lokal yang diterbitkan dan cadangan berbagai (bank) yang disimpan dalam bentuk mata uang asing melainkan dalam bentuk surat-surat berharga ataupun logam mulia.

Cadangan devisa merupakan posisi aktiva luar negeri pemerintah dan bank-bank devisa yang harus dipelihara untuk keperluan transaksi internasional. Dalam mengelola cadangan devisa, Bank Indonesia telah mengutamakan tercapainya tujuan likuiditas dan keamanan daripada keuntungan yang tinggi. Namun demikian, Bank Indonesia selaku otoritas moneter Indonesia tetap mempertimbangkan perkembangan yang terjadi di pasar internasional sehingga tidak tertutup kemungkinan terjadinya pergeseran dalam portofolio komposisi jenis penempatan cadangan devisa.

Cadangan devisa bertambah ataupun berkurang tampak dalam neraca lalu lintas moneter. Cadangan devisa disimpan dalam neraca pembayaran (BOP). Cadangan devisa lazim diukur dengan rasio cadangan resmi terhadap impor, yakni jika cadangan devisa cukup untuk menutupi impor suatu negara selama 3 bulan, lazim dipandang sebagai tingkat yang aman, dan jika hanya 2 bulan atau kurang maka akan menimbulkan tekanan terhadap neraca pembayaran.

Laju ekspor yang tinggi akan menghasilkan hard currency yang dapat memperkuat cadangan devisa, namun mengakibatkan apresiasi domestik currency, yang kemudian menambah jumlah uang beredar melalui NFA (Net Foreign Asset) yang pada akhirnya dapat mendorong inflasi. Ini merupakan suatu siklus ekonomi yang berkesinambungan dan erat kaitannya dalam proses pertahanan pengolahan cadangan devisa.

Dalam rumus cadangan devisa dapat dilihat sebagai berikut :



Selain pengaruh kegiatan ekspor-impor, posisi cadangan devisa banyak Dipengaruhi masuknya investasi, hibah asing, perolehan dan pembayaran pinjaman luar negeri. Selain itu, cadangan devisa negara juga merupakan instrumen BI dalam melakukan stabilisasi rupiah melalui operasi pasar terbuka (OPT).

Demikian uraian singkat mengenai teori cadangan devisa, semoga artikel ini dapat membantu, terima kasih telah berkunjung. Wasalam…

0 Response to "Teori Cadangan Devisa"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel