Definisi dan Kriteria Pengakuan Pendapatan

Definisi-dan-Kriteria-Pengakuan-Pendapatan
Kriteria Pengakuan Pendapatan - Menurut Dyckman, Dukes dan Davis (2002:237), pengakuan sebagai pencatatan suatu item dalam perkiraan-perkiraan dan laporan keuangan seperti aktiva, kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian. Seluruh kegiatan perusahaan yang menimbulkan pendapatan secara keseluruhan disebut earning process.Secara garis besar earning process menimbulkan 2 (dua) akibat yaitu pengaruh positif atau pendapatan dan keuntungan serta pengaruh negatif atau beban dan kerugian.Selisih dari keduanya nantinya menjadi laba dan rugi.Pendapatan umumnya digolongkan atas pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan normal perusahaan.

Pendapatan dari kegiatan normal perusahaan biasanya diperoleh dari hasil penjualan barang atau jasa yang berhubungan dengan kegiatan utama perusahaan.Pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan normal perusahaan yang sering disebut dengan hasil non operasi.Pendapatan non operasi biasanya dimasukkan dalam pendapatan lain-lain, misalnya pendapatan bunga dan dividen.

Menurut pendapat Smith Skousen (2002:232) Pengakuan adalah pencatatan item dalam akun-akun dan laporan keuangan seperti aktiva, kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan atau kerugian.Pengakuan itu termasuk penggambaran item, baik dalam kata-kata maupun jumlah, dimana jumlah mencakup angka-angka ringkas yang dilaporkan dalam laporan keauangan.

Menurut pendapat Ikatan Aakuntansi Indonesia (IAI,2002:20 ), Pengakuan adalah:

“Pengakuan (recognition) merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi variabel serta kriteria pengakuan dalam neraca atau laporan laba rugi. Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun jumlah uang dan mencantumkan kedalam neraca atau laporan laba rugi.Pos yang memenuhi kriteria tersebut harus diakui dalam neraca atau lapaoran laba rugi.Kelalaian dalam mengakui pos semacam itu tidak dapat diralat melalui kebijakan akuntansi yang digunakan melalui catatan atau materi penjelasan”.

Secara umum suatu item atau pos dalam laporan keuangan dapat diakui apabila memenuhi beberapa kriteria, yaitu:

1. Definisi (Definition)

Suatu item atau informasi tertentu memerlukan definisi operasional yang jelas untuk bisa dimasukkan ke dalam elemen laporan keuangan (aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian).

2. Dapat diukur ( Measurability)

Suatu item tertentu harus dapat diukur dengan atribut yang relevan untuk menentukan keandalan daya ujinya, yaitu karakteristik, sifat atau aspek yang dapat dikuanlifikasi dan diukur.Contohnya adalah biaya historis, biaya sekarang, nilai pasar, nilai bersih yang dapat direalisasi dan nilai sekarang bersih.

3. Relevan (Relevance)

Apabila digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan, informasinya mampu menghasilkan manfaat pemerintah.

4. Keandalan (Reability)

Informasi mengenai tersebut dapat disajikan secara wajar, dapat diuji dan netral.Ke 4 (empat) kriteria pengakuan diatas diterapkan pada semua transaksi atau kejadianekonomi yang akan diakui pada laporan keuangan. Dari keempat kriteria pengakuan tersebut, relevan dan reability adalah dua karakteristik kualitatif utama dari Informasi akuntansi.

Pengakuan pendapatan menurut Smith Skousen (2002:297) adalah tahap dimana akuntan menggunakan catatan penjualan melalui jurnal entry dalam catatan akuntansi formal.

Pengakuan menunjukkan waktu, kapan transaksi dicatat pada buku perusahaan. Pendapatan dan keuntungan biasanya diakui ketika :
  1. Pendapatan dan keuntungan sudah direalisasi atau dapat direalisasi
  2. Pendapatan dan keuntungan tersebut sudah menjadi hak perusahaaan karena pekerjaan sudah dilaksanakan.
Pendapatan pada umunnya berasal dari transaksi penjualan antara lain :
a. Penjualan produk
b. Pemberian jasa dan dari transaksi lain
c. Pendapatan dari penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak lain
d. Pendapatan dari pelepasan aktiva selain inventory/ barang dagangan. 
Pendapatan yang berasal dari penjualan produk ada beberapa alternatif untuk mengakui pendapatan, antara lain :
  1. Pendapatan diakui pada saat penjualan atau pada saat penyerahan barang.
  2. Pendapatan diakui sebelum barang diserahkan
  3. Pendapatan diakui sesudah barang diserahkan
  4. Pengakuan pendapatan untuk transaksi penjualan
Pengakuan pendapatan pada saat barang diserahkan. Dalam hal ini, ada beberapa permasalahan antara lain yaitu :
  1. Jika penjualan dilakukan dengan persutujuan pembelian kembali. Apabila persetujuan pembelian kembali dilakukan pada harga tertentu yang relatif tinggi, maka dalam hal ini tidak diakui pendapatan padahal sudah terjadi penjualan.
  2. Jika penjualan dilakukan dengan hak pengembalian. Apabila return penjualan jumlahnya relatif besar (diatas normal) seperti yang dapat terjadi pada perusahaan penerbitan.
Perusahaan makanan yang mudah rusak, perusahaan rekaman kaset, pabrik mainan, dan alat-alat olahraga, biasanya barang-barang ini dijual dengan cara konsinyasi dimana jika barang sudah terjual baru diakui penjualan. Dalam hal ini ada 3 (tiga) metode pengakuan pendapatan yang digunakan yaitu :
  1. Tidak mencatat penjualan sampai hak return habis.
  2. Mencatat penjualan tapi mengurangi jumlah penjualan dengan taksiran return penjualan
  3. Mencatat penjualan dan memperhitungkan return penjualan sewaktu terjadi.
 Demikian pembahasan mengenai Kriteria Pengakuan Pendapatan. Kita akan bahas berikut tentang Saat Penentuan Pengakuan Pendapatan Kontrak. Ikuti terus blog ini untuk mendapatkan materi ini.
Sekian dan Terima Kasih.



0 Response to "Definisi dan Kriteria Pengakuan Pendapatan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel